Nah, jika tahu tentang kampus ini saja tidak, bagaimana ia mempunyai rasa memiliki terhadap universitasnya? Bukankah pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang ?
Sebagai seorang mahasiswa baru, tentu kita dihadapkan pada pertanyaan seberapa pentingkah kegiatan ospek itu? kegiatan yang isinya berupa pemberian tugas-tugas yang bisa dibilang banyak ini merupakan rutinitas tahunan yang dilakukan oleh setiap perguruan tinggi dalam rangka menyambut mahasiswa-mahasiswa barunya. Model tugasnya bermacam-macam, mulai dari yang aneh-aneh seperti membuat perlengkapan dan aksesoris yang membuat malu pemakainya; keterampilan tangan, hingga tugas-tugas yang memerlukan penalaran, pemikiran dan wawasan mahasiswa seperti menulis essay tentang suatu tema tertentu.
Di samping tugas-tugas yang menumpuk itu, ospek
juga sangat kental dengan istilah senioritas. Ya, kegiatan ini memang terlihat
seperti ‘ajang pelampiasan’ kakak senior pada juniornya seperti apa yang telah
dialaminya dulu ketika masih menjadi mahasiswa baru. Sangat mengerikan
mendengarnya, seakan-akan mahasiswa baru menjadi mainan kakak kelasnya. Ketika
mereka mendapat perlakuan seperti itu, mau tidak mau mereka harus menerimanya,
karena aturannya kakak senior selalu benar dan junior tidak berhak menyalahkan
kakak seniornya. Alasannya Cuma satu, yaitu karena kakak senior telah memiliki
pengalaman lebih banyak di universitas tersebut sedangkan juniornya baru masuk,
sehingga kakak senior berhak mengajari adik-adiknya dengan cara mereka.
Kegiatan ospek juga semakin terlihat menyeramkan ketika tersebar berita bahwa
ada mahasiswa baru yang mengalami luka-luka hingga meninggal saat menjalani
kegiatan ini. Tentunya berita ini menjadi sorotan orang tua yang hendak
memasukkan putra-putrinya ke bangku perguruan tinggi dan sekaligus menjadi
catatan bagi para dosen universitas untuk mengoreksi apa yang salah pada
kegiatan ini. Padahal tidak semua, bahkan hanya sedikit kegiatan ospek yang
bentuknya seperti itu.
Berbarengan dengan kabar mengerikan itu, mahasiswa
baru saat ini cenderung berfikir negatif terhadap seluruh rangkaian ospek.
Mereka seakan terdoktrin bahwa kegiatan ospek adalah perpeloncoan senior semata
tanpa ada manfaat dibaliknya, padahal kebanyakan dari apa yang dialami mereka jauh
dari apa yang diberitakan selama ini. Mereka seakan tidak mencoba berpikir dan
meresapi apa latar belakang diadakannya kegiatan ini, apa pesan yang ingin
disampaikan oleh kakak senior, dan apa manfaat yang mereka dapat ambil dari
kegiatan ini. Mereka cenderung apatis, tidak ingin diperintah oleh kakak kelas,
mudah mengeluh, dan menganggap bahwa kegiatan seperti ini lebih baik tidak
dilakukan. Padahal jika mahasiswa yang telah menjalani ospek (tanpa kekerasan)
ditanya apakah perlu diadakan ospek, kebanyakan dari mereka akan menjawab
perlu.
Ini lah suatu fakta betapa pentingnya ospek. Paling
tidak, ospek memiliki tiga fungsi utama yaitu memperkenalkan dunia kampus
beserta konsentrasi kegiatan di dalamnya, membentuk karakter seorang mahasiswa,
serta menyetarakan status sosial mahasiswa sebagai pendatang baru di kampus.
Ketiga fungsi ini tentu amatlah penting bagi seorang mahasiswa baru. Dengan
adanya ospek, mahasiswa diperkenalkan dunia kampus baik berupa fisik maupun
kegiatan akademis dan keorganisasian yang ada di dalamnya. Sebegai seorang
warga kampus, tentu seorang mahasiswa harus mengenal bangunan universitas tempat
ia menimba ilmu. Jika tidak, ia hanya akan mengenal kelas tempat ia belajar
tanpa tahu bangunan sekitar yang masih menjadi bagian dari universitas tempat
ia belajar. Selain itu, kegiatan yang ada di kampus juga penting untuk
diinformasikan sehinga mahasiswa tahu apa saja yang bisa ia lakukan di
kampusnya. Mengenai bentuk pemberian tugas yang banyak, tidak lain fungsinya
adalah agar mahasiswa baru tahu dan mengenal bahwa dunia kampus selalu penuh
dengan tugas dan lapoaran. Kakak senior tentu tidak ingin adik-adiknya merasa
kaget dan terkejut ketika menghadapi tugas-tugas yang diberikan dosen
kepadanya, sehingga mereka mengajarkan kepada adik-adiknya untuk belajar
menghadapi tumpukan tugas dan tentunya dalam ospek, isi tugasnya berbobot dan
bermanfaat bagi mahasiswa baru itu senidiri. Nah, jika tahu tentang kampus ini
saja tidak, bagaimana ia mempunyai rasa memiliki terhadap universitasnya?
Bukankah pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang ?
Kedua, ospek juga memiliki fungi membentuk karakter
seorang mahasiswa. Bak musim yang ada di Indonesia, ospek seperti musim pancaroba,
yaitu musim peralihan dari siswa menjadi mahasiswa. Hanya tambahan kata ‘maha’,
namun filosofinya begitu tinggi. Seorang mahasiswa adalah genrasi intelektual
muda yang memiliki kekuatan luar biasa dalam menuntun bangsanya. Hal ini tentu
harus dipahami oleh seluruh mahasiswa baru bahwa peran mereka sangat dibutuhkan
dan diharapkan oleh bangsa ini, sehingga penanaman karakter sebagai seorang
mahasiswa menjadi perlu untuk diberikan kepada mahasiswa.
Funsi ospek ketiga adalah menyetarakan status
sosial mahasiswa. Kita tahu bahwa mahasiswa baru berasal dari berbagai kalangan
dan latar belakang. Masing-masing
mahasiswa baru juga memiliki sifat, watak dan kebudayaan yang berbeda. Jika
mereka dibiarkan begitu saja, maka mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri
terlalu tinggi akan menyampingkan teman mereka yang mereka pikir tidak setara
dengan mereka, sedangkan mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri yang kurang
akan semakin minder dan menyendiri sehingga interaksi sosial diantara mahasiswa
baru akan bermasalah. Inilah perlunya adanya penekanan kepada sebagian
mahasiswa dan pemberian motivasi serta kepercayaan diri pada sebagian yang lain
sehingga akan terbentuk lingkungan yang kondusif untuk belajar dan
berinteraksi.
Mengingat akan pentingya ospek bagi mahasiswa baru,
Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas nasional di Indonesia
mengadakan suatu kegiatan semacam ini yang diberi nama Pelatihan Pembelajar
Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB). Segala bentuk kegiatan dan penugasan yang
dirancang panitia telah melalui seleksi dan perizinan dari dosen berwenang
sehingga hal-hal yang dikhawatirkan tidak akan, tetap tujuan dan manfaat dari
kegiatan ini tetap bisa tersampaikan. Jadi, Gadjah Mada Muda tidak perlu
khawatir akan PPSMB !
0 komentar:
Posting Komentar